25 July 2007

Selamat Pagi Jakarta

Jakarta I

Selamat pagi padamu Jakarta / Di pintumu kau tak sambut tanganku / Hanya suara tawamu ku dengar parau Jakarta / Dan nafasmu, gemuruh gemerlapan / Seperti sengaja kau ciptakan untukku / Sementara, masih tersisa gema doa di mulutku / Inikah Jakarta? / Hanya beginikah sikapmu Jakarta / Atau aku yang salah / Bila ku katakan kau tak ramah / Debu-debu panas di jalanan / Nampak sepi dari cinta dan kasih sayang / Tidak seperti di kampungku yang hijau / Di sini, Takkan ku temui lagi suara seruling / Yang ditiup lelaki kecil sambil berbaring / Di punggung kerbau yang digembalakannya / Atau nyanyian bambu-bambu / Seperti musik simphoni / Mengiringi anak-anak telanjang bermain / Berkejaran di permatang, basah / Selamat malam padamu Jakarta / Di manakah kau sembunyikan kekasihku / Atau mataku yang tak mampu lagi mengenali wajahnya / Sebab, tak ada bau lumpur dan rumput di rambutnya / Seperti ketika dia masih tinggal di kampung / Suka bercanda berdua di bawah malam purnama / Inikah Jakarta? / Hanya beginikah kiranya Jakarta / Kau cambuk punggung siapa saja / Yang kalah atau yang tetap bertahan / Bahkan di sini Matahari seperti / Enggan terbit dari timur lagi / Tidak seperti di kampungku yang damai / Matahari selalu terbit dari sela bukit biru / Dengan warna kuning kemerahan / Di atas hijau dedaunan / Di bawah burung-burung mulai berterbangan / Di sini aku makin rindu kampungku / Di sini aku makin cinta kampungku / Bersabarlah akan ku tundukkan Jakarta untukmu.

Lagu dan Lirik oleh Ebiet G. Ade
© 1979 Jackson Records.

Selamat pagi Jakarta,
Blog ini saya buka dengan lagu dari Ebiet G. Ade, yang menceritakan mengenai perkenalan pertamanya dengan Jakarta setelah hijrah dari Yogyakarta.
Mungkin memang begitulah kesan pertama yang dialami oleh para perantau yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Banyak dari mereka yang tidak tahan akan kerasnya hidup di Ibukota, mereka kecewa, putus asa, dan akhirnya kembali ke daerahnya. Namun tidak sedikit pula yang terus bertahan, bersabar diri, berjuang mencari peluang dan kemudian berhasil.
Seperti kata Ebiet di penutup syairnya "Bersabarlah akan ku tundukkan Jakarta untukmu...
"

Labels: , ,

3 Comments:

Anonymous Obat Alami TBC Paru said...

Kunjungan perdana nih,, salam kenal :)

Tuesday, 30 April, 2013  
Anonymous Obat Vimax said...

i like your blog, thanks for sharing

Tuesday, 07 April, 2015  
Anonymous Dhidhit said...

Selamat pagi

Sunday, 23 December, 2018  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home